Jumat, 18 Januari 2013

PERANG ANTARA BULAN DAN MATAHARI

Dahulu kala bumi jauh lebih panas daripada dewasa ini, sehingga orang-orang pada siang hari tidak dapat meninggalkan rumah dan semua pekerjaan luar harus dilaksanakan pada malam hari. Bahkan juga binatang-binatang piaraan harus tinggal didalam kandangnya pada waktu siang. Bulan, lalu merasa kasihan kepada manusia dan bermaksud memerangi matahari. Maka ia memikirkan suatu tipu muslihat, tetapi terlebih dahulu bulan menyembunyikan anak-anaknya, yaitu bintang-bintang. Setelah itu iamemakan kulit kelapa yang masih muda sekali, sehingga bibirnya menjadi berwarna merah muda juga. Lalu bulan menghadap matahari dan berkat " Lihatlah, bagaimana bibirku berkilauan, semua anakku telah ku makan, benar-benar suatu kenikmatan yang luar biasa." "mmm," Kata matahari, dan melihat bahwa memang benar tak satupun anak bulan ada. " saya juga akan memakan semua anakku," kata matahar, dan dengan segera ia menelan semua anaknya.
Waktu malam tiba, bulan lalu mengeluarkan semua anaknya dari tempat persembunyianya. Lalu matahari melihat dengan ngeri bahwa ia telah tertipu. Maka mulailah ia bertempur dengan bulan Ia mengambil pisau bacok dan dengan itu memukul bulan, sehingga potongan-potongan bulan beterbangan ke mana-mana. Bulan  tidak tinggal diam danmengambil pisau bacok, tetapi ia hanya bisa memotong cukilan-cukilan yang kecil. cukilan-cukilan inilah yang lalu menjadi sinar-sinar matahari, yang kita lihat pagi-pagi benar atau menjelang malam.
Waktu orang-orang mendengar pertempuran matahari dan bulan, mereka mengharapkan bahwa kelak bumi ini akan menjadi lebih sejuk, sehingga mereka dapat bekerja juga pada siang hari, tetapi masih tetap saja panas yang terik merajalela. Lalu mereka bersepakat untuk menolong bulan dan meneruskan pertempuran itu sendiri. Mereka membuat panah beracun banyak sekali, lalu mulai meluncurkannya ke arah matahari, sehingga matahari mengundurkan diri. Terjadilah sekarang dunia yang lebih sejuk, sehingga orang-orang betah diluar padasiang hari. Itulah yang diinginkan manusia.


(Bruno Spina, Mitos dan Legenda SUKU MENTAWAI)   
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar