Jumat, 08 Mei 2015

tugas softskill 2

NAMA : Ceilly Angela utri Ariston
KELAS            : 4EA13
NPM    : 18211406

v  Kalimat  Adverb of Time
1.      NOW                           : Please call me later, I’m studying now
2.      Today                          : Mila arrives from Osaka today
v  Kalimat Adverb of place
1.      EVERYWHERE          : You can find the mineral water everywhere
2.      AWAY                          : He lives away from his parents

v  Kalimat Adjective Phrase
1.       Very dark chocolate
2.      Many young married coule
v  Kalimat Adjective Clause
1.      The student who always goes to school by bus is my friend

v  Kalimat Affirmatif agreement
1.      So : Our class is clean, and so are theirs.
2.      Too: Bella is beautiful, and her sister is too

v  Kalimat Negative agreement
1.      He doesn’t know the answer, and neither does she
2.      You didn’t pay the taxes, and they didn’t either

v  Kalimat Command
1.      Do not eat too much. Do not eat too much.
2.      Go straight ahead then turn left.

Sumber :
bahasainggrisonline.blogspot.com


Kamis, 27 November 2014

ini ceritaku,..

My Story,...
Bealih status dari siswa menjadi mahasiswa itu rasanya kaya makan nano-nano yang "rame rasanya", disatu sisi gw seneng karena udah nggak dianggep anak kecil lagi tapi disisi lain gw masih pengen seru-seruan sama temen-temen SMA lengkap dengan kenakalan-kenakalan kalau lg disekolah.
lulus tahun 2011 gw akhirnya keterima di universitas gunadarma setelah masukin "lamaran" ke berbagai universitas. Engga ada sesuatu yang spesial yang gw rasain sewaktu keterima di gunadarma, sesuatu yang spesial itu baru gw rasain pas dapet temen-temen yang gokil yang gk kalah gokilnya sama temen-temen SMA gw. temen-temen yang gw dapet gk hanya yang dari angkatan gw aja, gw kenal banyak kakak-kakak angkatan tahun 2009-2010, bahkan gw juga punya temen dari angkatan 2008. yang bikin spesial dari temen-temen gw itu, gw dapet banyak masukin dari mereka, banyak hal yang bisa gw tanyain ke mereka sebagai bagian dari "sesepuh" gunadarma( itu sebutan gw buat para alumni-alumni :D ). makin spesial ketika gw bergabung dalam KMK gunadarma salah satu UKM di gunadarma. di KMK gw belajar berorganisasi, belajar bersosialisasi, belajar meningkatkan kepercayaan diri pokoknya banyaklah yang di pelajari sampai akhirnya gw jadi mahasiswa yang berani ngomong di depan banyak orang,( ya tentunya omongan yang positif ya...). untuk saat ini sih itu aja yang bisa gw ceritain, klw diceritain semua nnt jadinya curcol, hahahaha...
pokoknya selama menjadi mahasiswa saran gw sih banyak-banyakin temen dari berbagai angkatan karena itu bakal ngebantu banget, bukan cuma bantuan dalam hal informasi mengenai hal-hal yyang mengenai urusan kampus, tp bisa dapet link jga buat nyari lowongan kerja, hehehehe.
thanks,.. GBU

Jumat, 18 Januari 2013

PERANG ANTARA BULAN DAN MATAHARI

Dahulu kala bumi jauh lebih panas daripada dewasa ini, sehingga orang-orang pada siang hari tidak dapat meninggalkan rumah dan semua pekerjaan luar harus dilaksanakan pada malam hari. Bahkan juga binatang-binatang piaraan harus tinggal didalam kandangnya pada waktu siang. Bulan, lalu merasa kasihan kepada manusia dan bermaksud memerangi matahari. Maka ia memikirkan suatu tipu muslihat, tetapi terlebih dahulu bulan menyembunyikan anak-anaknya, yaitu bintang-bintang. Setelah itu iamemakan kulit kelapa yang masih muda sekali, sehingga bibirnya menjadi berwarna merah muda juga. Lalu bulan menghadap matahari dan berkat " Lihatlah, bagaimana bibirku berkilauan, semua anakku telah ku makan, benar-benar suatu kenikmatan yang luar biasa." "mmm," Kata matahari, dan melihat bahwa memang benar tak satupun anak bulan ada. " saya juga akan memakan semua anakku," kata matahar, dan dengan segera ia menelan semua anaknya.
Waktu malam tiba, bulan lalu mengeluarkan semua anaknya dari tempat persembunyianya. Lalu matahari melihat dengan ngeri bahwa ia telah tertipu. Maka mulailah ia bertempur dengan bulan Ia mengambil pisau bacok dan dengan itu memukul bulan, sehingga potongan-potongan bulan beterbangan ke mana-mana. Bulan  tidak tinggal diam danmengambil pisau bacok, tetapi ia hanya bisa memotong cukilan-cukilan yang kecil. cukilan-cukilan inilah yang lalu menjadi sinar-sinar matahari, yang kita lihat pagi-pagi benar atau menjelang malam.
Waktu orang-orang mendengar pertempuran matahari dan bulan, mereka mengharapkan bahwa kelak bumi ini akan menjadi lebih sejuk, sehingga mereka dapat bekerja juga pada siang hari, tetapi masih tetap saja panas yang terik merajalela. Lalu mereka bersepakat untuk menolong bulan dan meneruskan pertempuran itu sendiri. Mereka membuat panah beracun banyak sekali, lalu mulai meluncurkannya ke arah matahari, sehingga matahari mengundurkan diri. Terjadilah sekarang dunia yang lebih sejuk, sehingga orang-orang betah diluar padasiang hari. Itulah yang diinginkan manusia.


(Bruno Spina, Mitos dan Legenda SUKU MENTAWAI)   
   
Legenda dan mitos suku mentawai

BURUNG ELANG DAN POHON MENUANG

kata nenek moyang zaman dahulu ada seekor burung elang yang sangat besar, sehelai bulu sayapnya sama besarnya dengan pelepah pohon kelapa. Tetapi burung tersebut sangat suka makan manusia. Ada juga sebatang pohon yang besar sebagai tempat tinggalnya, nama pohon tersebut ialah "menuang". Burung elang itu sudah sering kali memakan manusia di siberut dan di padang.
Maka timbullah sebuah pikiran pada seorang pemuda, yang berkata, "marilah kita kumpulkan kayu dan pelepah dan menyalakan api yang berasap, untuk melihat apakah si burung elang datang". ketika api mulai dinyalakan dan asap mulai mengepul, tiba-tiba terlihatlah burung elang datang dan terbang di atas api tersebut, sampai terbakarlah sayapnya. Terkejutlah burung itu dan mencoba terbang lai untuk lari, tetapi burung itu di piting pemuda tersebut. Maka tinggallah seekor saja, yaitu induknya.
Pada suatu hari datanglah orang dari sumatera (sasareu) yang meletakan batupada sarangnya, utuk dieraminya. Batu kerikil tersebut seperti telur, supaya burung tersebut tidak mengetahui bahwa batulah yang ia erami. Lalu mulailah mereka menebang pohon dengan maksud jika pohon tersebut tumbang, tertimpalah burung tersebut dan mati. tetapi ketika mereka datnglah pada hari berikutnya, kayu tatal tersebut telah pulih kembali. Maka mereka tidak pulag tetapi bermalam disitu, dan mereka menebang pohon tersebut siang dan malam. Orang sumatera menebang di seblah bawah dan, sedangkan orang siberut di sebelah atas, yaitu bagian yang di belakang.
Tetapi ketika pohon menuang itu tumbang, burung tersebut menghentakkan kakinya sehingga pohon tersebut jatuh ke belakang, yaitu di atas pulau pagai. Tertimpalah tengah-tengah pulau tersebut, air laut masuk kedalam dan terbagilah pulau besar itu menjadi dua pulau yang terpisah. Tetapi di tengahnya masih ada sisa sedikit dari batang "menuang" yang besar, yang kini menjadi sebuah pulau kecil dengan nama Bakkat Menuang, yang berarti pangkal pohon menuang. Letaknya tepat pada jalan masuk selat sikakap, antara pagai utara dan selatan.


(Bruno Spina, MITOS DAN LEGENDA SUKU MENTAWAI)   
TENTANG PERSAHABATAN

Seorang remaja berkata, bicaralah pada kami tentang kebenaran perasahabatan.
Dan dia mendapat jawaban:
Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.

(Khalil Gibran)

Kamis, 17 Januari 2013

TENTANG KERJA

Kerja adalah cinta yang mengejawantah.
Dan jika engkau tiada sanggup bekerja dengan cinta, hanya dengan enggan, maka lebih baiklah jika engkau meninggalkannya, lalu mengambil tempat di depan gapura candi, meminta sedekah dari mereka yang bekerja dengan sukacita.

(KHALIL GIBRAN)
Mereka yang berduka dan terluka akan berkata :
"keindahan itu ramah dan lembut laksna sutera, laksana wanita muda yang baru pertama bermahkota 'Ibu' dan masih tersipu-sipu menggunakan nurnya yang baru

mereka yang bersemangat akan berpendapat :"Tidak, keindahan itu perkasa, kuat ,lagi pula dahsyat, laksana gempa yang mengguncang bumi pijakan kita dan prahara yang menggelegerkan langit naungan kita".

keindahan itu rangkaian bisikan uang amat mesra, dia bicara dari dalam rongga jiwa, suaranya mengalah kepada kebisuan kita, bagaikan cahaya redup yang gemetar sayup pada bayangan yang datang meniup.

(Khalil Gibran)